Kartu Cicilan vs Kartu Kredit


Salah satu contoh program cicilan kartu kredit BCA.
Dalam pembahasan mengenai produk kartu kredit Bank ANZ, kami sempat menerangkan bahwa ANZ juga mengeluarkan satu jenis kartu yang disebut dengan kartu cicilan. Mungkin inilah satu-satunya kartu cicilan yang bisa kita apply yang diterbitkan oleh institusi perbankan. Kurang lebih mirip dengan kartu pembiayaan yang juga diterbitkan beberapa perusahaan leasing atau perusahaan keuangan nonbank. Kalau tidak salah kartu belanja GE dulu juga berfungsi tak beda jauh dengan kartu cicilan ANZ. Dan sekarang kartu  kredit GE sudah diakuisisi oleh Bank Permata. Kali ini kami akan menerangkan apa itu kartu cicilan, apa perbedaannya dengan kartu kredit, apakah kartu cicilan sama dengan kartu kredit, dsb. 

Kartu cicilan bentuk fisiknya persis sama dengan kartu kredit. Tidak ada perbedaan yang signifikan. Sama-sama merupakan alat pembayaran berlogo VISA, MasterCard, dsb. Terkecuali kartu belanja atau kartu pembiayaan yang tidak diterbitkan oleh bank. Sudah pasti secara fisik berbeda karena tidak ada logo VISA atau MasterCard, meski kegunaan kartunya mirip kartu cicilan ini. Cara penggunaan kartu cicilan dengan kartu kredit juga sama yakni digesek atau dimasukkan ke slot mesin EDC (Electronic Data Capturing). Mengenai tagihan juga sama akan dikirimkan ke rumah atau alamat kantor. Pokoknya persis sama dengan kartu kredit. Pertanyaannya adalah: jika persis sama bukankah ini adalah kartu kredit? Jika adalah kartu kredit mengapa harus disebut kartu cicilan?
Contoh kartu cicilan ANZ
Begini Kawan. Kartu cicilan mungkin sedikit lebih unik dari kartu kredit. Karena kartu cicilan bisa dipergunakan sebagai kartu kredit - berlogo VISA/MasterCard - atau sebaliknya sebagai kartu cicilan. Kalau kartu kredit sudah pasti tidak bisa dijadikan kartu cicilan. Berhubung persaingan bisnis kartu plastik ini sedemikian ketat, akhirnya beberapa bank juga membuat kartu kredit mereka memiliki fitur kartu cicilan yang dinamakan program installment (pembayaran dengan menyicil). Bukan cuma itu saja, bank-bank penerbit kartu kredit menyerang balik strategi marketing ANZ ini. Jadi kalau Anda beli sebuah smartphoneBlackberry di Era Shop atau sebuah unit televisi LG di Best Denki menggunakan katakanlah kartu kredit BCA atau Citibank, lalu Anda ingin menyicilnya dalam program cicilan 6 bulan bunga 0%, maka itulah yang disebut dengan program cicilan (installment). Sampai di sini pasti Anda bingung dan berkata, "Lho sama saja. Apa bedanya toh kartu kredit juga bisa menyicil." Beda Kawan!

Penjelasan paling mengena untuk membedakan kartu cicilan dengan kartu kredit adalah pada persoalan penyicilan, penggunaan kartu dalam proses cicilan dan perhitungan bunga. Bukan persoalan besar kecil bunga yang ditetapkan sebab kartu cicilan bunganya juga bisa setinggi bunga kartu kredit. Menurut kami juga tidak ada bedanya. Yang penjadi persoalan adalah pola perhitungan bunga berikut proses penyicilan, penggunaan kartu dan pembayaran tagihan yang ada. Biar gamblang dan jelas kami terangkan dalam bentuk transaksi antara kartu kredit dan kartu cicilan.

Masalah Cicilan

Kalau kita menggunakan kartu kredit, otomatis kita punya banyak pilihan apakah akan membayar full payment (lunas) di bulan depan atau dengan sistem kredit (menyicil). Kartu cicilan juga demikian. Bisa kita bayar full payment atau menyicil. Sampai di sini terlihat sama persis. Dan mungkin ada yang mengatakan bahwa kartu kredit lebih powerful daripada kartu cicilan. Padahal keliru.

Meski kartu kredit bisa menyicil pembayarannya tetapi kartu kredit tidak didesain khusus memiliki program penyicilan. Jadi kalau kita berbelanja Rp 1 juta dengan kartu kredit, otomatis kita punya pilihan membayar yakni: lunas atau menyicil. Jika menyicil artinya kita membayar minimum 10% dari total tagihan dan menyisakan saldo terhutang yang akan ditagih bulan berikutnya. Katakanlah kita cuma membayar Rp 300.000 (30%), otomatis di bulan berikutnya akan ditagih Rp 700.000. Nah, kalau kita belum punya uang, kita bisa membayar lagi Rp 200.000 dan sisanya Rp 500.000 akan ditagih bulan ketiga dan seterusnya sampai lunas. Begitulah pola pembayaran atau penagihan kartu kredit pada umumnya. Jadi tidak ada skema program penyicilan.

Sekarang andaikata kita menggunakan kartu cicilan. Pada saat kita bertransaksi Rp 1 juta, otomatis kita bisa mengubah transaksi tersebut misalnya ke dalam 3x, 6x, 9x cicilan atau bahkan lebih. Dengan demikian setiap bulan kita hanya perlu membayar atau menyicil nominal tertentu tergantung pilihan kita sendiri dan tergantung kemampuan diri kita sendiri. Jadi bisa kita atur atau sesuaikan sendiri. Sampai di sini bisa Anda lihat tidak ada patokan minimal 10%, dsb. Kita kesampingkan dulu soal bunga sebab bunga sudah dikenakan pada saat kita menetapkan cicilan atau sesuai skema yang ditawarkan oleh pihak bank. Bunga ini juga berubah-ubah sesuai ketentuan bank itu sendiri. Contoh misalnya untuk bunga kartu cicilan ANZ yang pernah ditawarkan seperti menyicil di bawah 3 bulan (3x) bunga 0%, 6 bulan (6x) bunga 2,65% dan 9 bulan (9x) bunga 2,75%. Ingat kembali bahwa orang bank bukan orang bodoh. Kadang bunga 0% itu berlaku pada masa-masa promosi hanya untuk menarik nasabah. Yang pasti semakin lama kita menyicil maka semakin tinggi bunganya.

Selain tidak ada patokan minimum pembayaran 10%, perbedaan berikutnya adalah berapa kali kita akan menyicil dimungkinkan oleh pemegang kartu. Beda sekali dengan kartu kredit karena kita tidak bisa menetapkan masa cicilan melainkan ditagih berdasarkan saldo terhutang. Dengan menyisakan saldo terhutang otomatis kita dikenakan bunga berbunga. Hal ini tidak terjadi di kartu cicilan. Kita yang seolah-olah menetapkan sendiri bunga untuk diri kita sendiri. Seperti contoh di atas, jika memilih cicilan 3x otomatis tidak dikenakan bunga.

Begitu ANZ mengeluarkan kartu cicilan, bank-bank penerbit kartu kredit lainnya tidak mau kalah. Mereka mengeluarkan program installment yang artinya kurang lebih mirip. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Citibank atau BCA berusaha menyerang balik dengan memberikan cicilan 0% selama 12 bulan. Dari persaingan bisnis seperti inilah kita melihat ada banyak sekali tawaran cicilan 0% tanpa bunga. Rata-rata untuk pembelian unit ponsel atau elektronik di berbagai kota besar di Indonesia. Sekarang Anda paham bahwa kebijakan atau strategi pemasaran antar bank saling menyiasati dan menyerang. Apakah penyicilan 0% ini merugikan bank? Tentu tidak Kawan. Setiap kali kita mengesek kartu kredit, pihak bank sudah menarik untung sekian persen dari transaksi tersebut. Bank mengincar penghasilan utama dari pihak merchant bukan pengguna kartu kredit. Harap baca kembali pembahasan kegunaan kartu kredit di zaman modern.

Penggunaan Kartu

Cicilan kartu kredit hanya di toko tertentu.
Penggunaan kartu cicilan dan kartu kredit memang sama, tetapi yang ingin kami terangkan di sini adalah pada persoalan proses penetapan cicilannya. Meski bank-bank penerbit kartu kredit mengeluarkan program installment atas produk mereka bahkan ada yang memberikan bunga 0% selama 1 tahun (12x cicilan), tetapi tetap saja kalah unik dengan kartu cicilan. Mengapa demikian? Karena installment tersebut hanya berlaku di toko-toko tertentu, jangka waktu tertentu dan bunga 0% itu hanya untuk produk-produk tertentu. Dan biasanya itu adalah program-program khusus yang bersifat sementara yang hanya untuk memancing nasabah baru atau menciptakan "market talk". Jadi tidak murni benar-benar kebijakan jangka panjang. Otomatis kartu kredit tidak bisa digunakan serentak untuk program cicilan.

Beda dengan kartu cicilan. Setiap kali kita menggunakan kartu cicilan ANZ di toko mana pun dan untuk keperluan apapun, maka saat itu juga kita bisa mengubahnya menjadi skema cicilan. Jadi mulai beli baju, elektronik, ponsel, emas, makan-makan, dsb...dsb. Sangat berbeda dengan kartu kredit bukan? Dan uniknya pembelanjaan senilai Rp 300.000 saja sudah bisa kita jadikan cicilan. Inilah perbedaannya dengan kartu kredit yang ada. Sepertinya bank-bank penerbit kartu kredit juga tidak mau kalah dan terus mengeluarkan jurus installment mereka. Namun sekali lagi yang dijalankan oleh bank penerbit kartu kredit hanyalah program saja yang suatu hari bisa hilang sendiri. Beda dengan kartu cicilan sebab namanya saja sudah kartu cicilan.

Perhitungan Bunga

Perbedaan yang ketiga adalah pada masalah penetapan bunga atas cicilan yang ada. Kartu cicilan katakanlah meski tidak ada lagi program 3x (3 bulan) bunga 0%, namun tetap saja ada perbedaan dalam program perhitungan bunganya. Kartu cicilan memang didesain untuk skema penyicilan, otomatis pada saat kita menetapkan berapa kali hendak menyicil maka berlaku bunga yang sudah tetap (flat). Mau bagaimanapun situaasi ekonomi bergejolak maka itulah nilai cicilan kita berikut bunganya yang sudah kita tetapkan. Jadi tidak ada istilah bunga mengambang atau bahkan bunga berbunga.

Beda dengan kartu kredit. Bunga kartu kredit tidak ditetapkan flat sehingga akan mengikuti perubahan suku bunga yang ada. Jika kita membeli produk senilai Rp 1 juta, lalu membayar Rp 300.000, otomatis sisanya Rp 700.000 akan dikenakan bunga. Jika kita membayar cuma Rp 300.000 lagi, maka sisanya Rp 400.000 sudah mendapatkan bunga yang berbunga. Sebab tagihannya sudah pasti bukan nominal Rp 400.000. Akan ada bunga lanjutan dari tunggakan sebelumnya. 

Kurang lebih seperti itulah penjelasan perbedaan antara kartu cicilan dengan kartu kredit. Di masa akan datang tentu perubahaan akan terus terjadi. Bank-bank penerbit kartu kredit tentu tidak akan mau kalah sehingga akan memasukkan beberapa benefit lainnya kepada kartu kredit mereka. Tetapi secara garis besar itulah perbedaannya yang mendasar. Meski kartu cicilan ANZ terlihat unggul dari produk kartu kredit tetapi kurang sukses meraih pasar sebab orang-orang menganggap sama seperti kartu kredit. Selain itu mungkin strategi pemasaran, edukasi pasar atau bisa jadi masalah brand

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kartu Cicilan vs Kartu Kredit"

Post a Comment